PENGORBANAN
Banyak orang yang begitu mendengar kata “pengorbanan” langsung menghindar dan ingin menjauh. Padahal tanpa kita sadari setiap hari kita mengorbankan sesuatu sebagai akibat kita memilih suatu hal yang lainnya. Saat kita memilih untuk bangun lebih pagi hari ini, berarti kita telah mengorbankan tidur sedikit lebih lama. Selama ini, pengorbanan yang kita bayangkan selalu adalah hal-hal yang besar-besar, seperti berkorban untuk Negara, mengorbankan nyawa untuk sesame dan sebagainya, padahal ada banyak pengorbanan kecil yang kita lakukan tanpa pernah kita sadari. Tapi akan sangat menarik jika kita menyadari bahwa setiap hari bahkan setiap saat kita melakukan pengorbanan, sehingga jika terjadi sesuatu di masa yang akan dating, kita bisa mengetahui bahwa … ya itu pun terjadi sebab saya telah memilih untuk mengorbankan hal yang sebaliknya. Tidak akan ada yang tercipta tanpa adanya pengorbanan dari umat manusia, seperti halnya kesuksesan. Kesuksesan bukanlah hal yang gratis, ada suatu hal yang harus dibayar untuk mendapatkannya, yaitu pengorbanan. Contohnya, jika kita ingin mendapatkan nilai ujian yang memuaskan caranya yaitu belajar yang giat dan mengorbankan waktu bermain kita.
Pengorbanan memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan kesuksesan, artinya semakin besar kesuksesan yang kita inginkan maka semakin besar pula pengorbanan yang harus kita berikan. Hidup itu perlu pengorbanan, semua apa saja di dunia ini tidak dapat kita nikmati tanpa adanya sebuah pengorbanan, karena semua memang sudah sesuai dengan hokum alam yang terjadi atas kita semua. Manusia ingin makan dia mesti berjuang untuk mendapatkan makan itu, atau kita ingin mendapatkan kesenangan semua juga dengan sebuah perjuangan yang tidak ringan. Walaupun seringkali pengorbanan yang kita lakukan mengalami kegagalan, tapi itu bukanlah akhir segalanya melainkan langkah awal kita menuju yang kita inginkan. Maka sekecil apapun pengorbanan yang kita lakukan, kita harus belajar menghargai pengorbanan itu. Contohnya, mengapa sebuah sapu lidi begitu murah harganya ? Begitu murah sampai-sampai jauh lebih murah daripada seteguk air penghilang dahaga. Padahal, apakah kalian tahu, bahan dasar lidi itu harus dipetik dari pepohonan kelapa yang ditanam didesa-desa jauh di pedalaman. Harus diserut, dihaluskan, diikat kuat agar mudah digunakan dan tak melukai tangan. Harus diangkut oleh kendaraan, melewati pasar dan naik turun timbangan penawaran. Karena sapu lidi dipetik oleh tangan-tangan kecil yang tak menuntut banyak upah. Sapu lidi dijalin oleh perempuan-perempuan yang tak menghitung laba rugi. Sapu lidi juga dipikul oleh bahu-bahu para lelaki yang tak terlalu mengerti transaksi jual beli. Sebatang sapu lidi itu begitu murah sampai ditangan kita, karena orang-orang itu tak menghitung jerih payah kerjanya. Mereka pun tak menghitung berapa banyak butir-butir keringatnya yang telah jauh membasahi tubuhnya. Mari kita sadari bahwa dibalik kemurahan dan kemudahan yang kita terima sekarang ini, terselip pengorbanan yang patut kita hargai dan renungkan….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar